7 Kesalahan Terbesar ChatGPT dan Cara Memperbaikinya

ChatGPT, chatbot cerdas berbasis AI dari OpenAI, telah merevolusi cara kita berinteraksi dengan teknologi.

Dari menulis artikel, membantu coding, sampai menjawab pertanyaan sehari-hari, kemampuan ChatGPT memang keren.

Tapi bukan berarti ia sempurna. Ada 7 kesalahan terbesar ChatGPT yang cukup sering terjadi—dan penting untuk kita pahami, supaya tidak salah paham atau terjebak informasi yang keliru.

Nah, di artikel ini kita bakal bahas 7 kesalahan terbesar ChatGPT, lengkap dengan cara cerdas untuk mengatasinya. Siapa tahu kamu pernah mengalaminya juga!

1. Memberikan Informasi yang Salah atau Usang

Memberikan Informasi yang Salah atau UsangSalah satu kesalahan terbesar ChatGPT adalah memberikan jawaban yang terdengar meyakinkan tapi ternyata keliru. Misalnya, menyebutkan data statistik yang sudah tidak relevan atau menjelaskan sesuatu berdasarkan informasi yang sudah usang (karena basis data ChatGPT punya batas waktu tertentu).

Cara Mengatasinya:

  • Cek ulang informasi penting ke sumber resmi atau mesin pencari.

  • Gunakan pertanyaan seperti “Apakah informasi ini masih relevan di tahun 2025?”

  • Kalau kamu pakai ChatGPT Plus dengan browsing aktif, aktifkan fitur web access (jika tersedia).

2. Kurang Paham Konteks yang Kompleks

Kadang, ChatGPT bisa gagal menangkap maksud dari pertanyaan yang konteksnya rumit. Misalnya, kalau kamu nanya sesuatu yang berkaitan dengan budaya lokal, sarkasme, atau kalimat nyeleneh, jawabannya bisa melenceng jauh.

Cara Mengatasinya:

  • Jelaskan konteks dengan jelas di awal. Semakin spesifik kamu bertanya, semakin akurat jawabannya.

  • Gunakan instruksi seperti “anggap kamu sedang berbicara dengan mahasiswa hukum” atau “jawab sebagai guru matematika.”

3. Terlalu Umum dan Kurang Spesifik

ChatGPT sering memberikan jawaban yang terdengar ‘aman’, tapi akibatnya terlalu umum. Ini sering terjadi saat kamu tanya soal opini, rekomendasi, atau ringkasan.

Baca Juga: Perkembangan Artificial Intelligence (AI): Masa Depan Teknologi

Contoh:

Tanya: “Apa rekomendasi buku yang bagus?”
Jawaban: “Ada banyak buku bagus tergantung minat kamu.”

Cara Mengatasinya:

  • Ajukan pertanyaan yang lebih terarah, misalnya:
    “Apa rekomendasi buku fiksi ilmiah dari penulis Asia dalam 5 tahun terakhir?”

  • Minta agar jawabannya lebih spesifik atau menyertakan contoh.

4. Mengulang Jawaban atau Struktur Kalimat

Pengguna sering mengeluh kalau ChatGPT suka mengulang struktur kalimat yang mirip-mirip, apalagi saat diminta membuat daftar panjang atau artikel.

Contoh:

  • “Pertama…”

  • “Kedua…”

  • “Ketiga…”

Setiap paragraf terasa seperti template yang diulang.

Cara Mengatasinya:

  • Tambahkan instruksi seperti: “Gunakan gaya bahasa bebas dan variatif.”

  • Ulangi prompt dengan perintah tambahan: “Tolong jangan pakai pola yang berulang.”

5. Sulit Menangani Humor atau Sarkasme

Meskipun ChatGPT bisa bikin lelucon, kadang AI ini masih agak ‘kaku’ dalam memahami sarkasme atau ironi. Bisa jadi malah salah paham atau justru menjawab terlalu serius.

Cara Mengatasinya:

  • Jika kamu ingin nada humor atau sarkas, jelaskan nada tulisan di awal, misalnya: “Tolong jawab dengan nada sarkastik seperti komedian stand-up.”

  • Atau, minta revisi dengan: “Bisa dibuat lebih lucu dan santai?”

6. Tidak Konsisten dalam Percakapan Panjang

Kalau kamu ngobrol panjang atau diskusi yang berkelanjutan, ChatGPT kadang bisa ‘lupa’ informasi yang sudah disampaikan sebelumnya. Hal ini bikin jawabannya jadi gak nyambung atau bertentangan dengan respons sebelumnya.

Cara Mengatasinya:

  • Gunakan fitur “custom instructions” jika ada, agar ChatGPT tetap konsisten dengan gaya atau preferensi kamu.

  • Ringkas ulang informasi sebelumnya di pertanyaan kamu. Misalnya:
    “Berdasarkan penjelasan kamu tadi tentang SEO, bagaimana cara menerapkannya di blog travel?”

7. Terlalu Takut Memberikan Pendapat atau Prediksi

Terlalu Takut Memberikan Pendapat atau PrediksiChatGPT cenderung ‘bermain aman’ dan menghindari memberikan opini yang tajam atau prediksi masa depan, apalagi kalau berhubungan dengan hal sensitif atau spekulatif seperti politik, keuangan, dan agama.

Baca Juga: Cara Cepat Membuat Google Form untuk Segala Kebutuhan

Contoh:

Tanya: “Siapa calon presiden paling kuat di pemilu berikutnya?”
Jawaban: “Saya tidak bisa memprediksi masa depan atau memberikan opini politik.”

Cara Mengatasinya:

  • Ubah gaya pertanyaan menjadi analisis berdasarkan data, misalnya:
    “Berdasarkan tren elektabilitas hingga 2024, siapa saja tokoh yang diprediksi kuat di 2029?”

  • Gunakan kalimat “Menurut data historis…” agar jawaban tetap dalam batasan yang aman tapi informatif.

Bonus Tips: Optimalkan ChatGPT dengan Prompt yang Cerdas

Biar kamu gak terus-terusan kena dampak dari kesalahan terbesar ChatGPT, coba gunakan prompt cerdas seperti ini:

Baca Juga: Aplikasi Kencan Terbaru 2025: Dunia Percintaan Digital

  • “Tolong buatkan ringkasan artikel dengan bahasa gaul anak muda.”

  • “Ulangi jawaban ini tapi dengan gaya copywriting marketing.”

  • “Tambahkan data terbaru jika ada.”

  • “Buat ini seperti skrip video TikTok.”

Dengan prompt yang tepat, kamu bisa “mengarahkan” ChatGPT agar memberikan jawaban yang lebih relevan, natural, dan sesuai ekspektasi kamu.

Penutup

Meskipun masih punya kekurangan, ChatGPT tetap jadi alat yang luar biasa bermanfaat kalau digunakan dengan cermat. Mengenali dan memahami 7 kesalahan terbesar ChatGPT bukan berarti kita harus kecewa—justru itu membuat kita bisa memanfaatkannya lebih optimal.

Ingat, ChatGPT adalah alat bantu, bukan pengganti logika dan nalar manusia. Dengan pertanyaan yang tepat, konteks yang jelas, dan sedikit kreativitas, kamu bisa menghindari kesalahan umum dan mendapatkan jawaban yang jauh lebih maksimal.

Jadi, lain kali kalau kamu pakai ChatGPT, jangan cuma nanya… arahkan dia. Karena seperti manusia, AI pun butuh ‘brief’ yang bagus untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa.